Sabtu, 27 Maret 2021

Cerita Wayang - Kresna -Miniatur wayang Kresna

Ketika masih muda, Kresna mempunyai nama Narayana. Narayana adalah putra Prabu Basudewa, raja di Mandura dan ibunya bernama Dewi Rohini. Ia memiliki dua saudara. Saudara yang tertua bernama Kakrasana, saudara mudanya bernama Dewi Rara Ireng atau Subadra (Sembadra). Nama kresna juga dikenal sebagai Kesawamurti, Padmanaba, Guwinda, Danardana, Wasudewa dan Wisnumurti.


Ketika masih kecil dengan saudara-saudaranya, Kresna dititipkan di Widarakandang. Mereka diasuh oleh Ki Demang Antyagopa dan Nyai Sagopi. Ketiganya dititipkan oleh Prabu Basudewa (ayahnya) karena adanya ancaman musuhnya yang merupakan saudara tirinya sendiri yaitu Kangsadewa.

Para istri dan para putra Kresna

Kresna beristri empat, yaitu dengan Dewi Pratiwi (berputra Raden Sitija/Setija/Bomanarakasura dan Dewi Siti Sundari), dengan Dewi Jembawati (berputra Raden Samba dan Guna Dewa), dengan Dewi Setyaboma (berputra Dewi Titisari), dan dengan Dewi Rukmini (berputra Raden Partajumena).

Kesaktian ajian yang dimiliki

Kresna juga menjadi titisan Dewa Wisnu. Di dalam pengembaraannya, Kresna/Narayana berguru pada Begawan Padmanaba. Ia mendapat anugerah dewa berwujud senjata ampuh yang tak tertandingi yaitu Cakra Bhaskara, Kembang Wijaya Kusuma (menghidupkan orang mati), serta kesaktian batin mengetahui sesuatu yang belum terjadi (seperti indra ke enam), mantra ajian Balasrewu (jika marah, berubah menjadi raksasa).

Biografi Tokoh Kresna dalam Pewayangan

Diceritakan bahwa Kresna mampu membunuh raja di Dwarakawestri, Prabu Kunjana Kresna/Yuda Kalakresna. Kemudian ia menjadi raja di sana. Nama musuhnya tetap dipakai olehnya shingga namanya menjadi Prabu Kresna. Raja Kresna dikenal adil, bijksana, murah hati, pandai, sakti, dan didukung oleh rakyatnya. Negara Dwarakawestri pun jadi subur, makmur dan adil merata.

Karena ia menjadi titisan Dewa Wisnu, Kresna mempunyai kewajiban menjaga dunia. Ia juga menjadi penasehat para Pandawa yang merupakan masih sekeluarga dengan Kresna. Kresna dan Pandawa pernah meminta negara Astina yang direbut oleh Duryudana. Tetapai Kurawa sangat licik, Kresna diracun, dikeroyok dan dihujani senjata agar mati. Namun Kurawa tak menyangka bahwa Kresna langsung menjadi raksasa dan mengobrak-abrik Astina. Ia berhenti setelah Narada turun dari kahyangan.

Selanjutnya setelah menyelesaikan kewajibannya sebagai Wisnu, Kresna menginginkan muksa. Ia bertapa dengan cara tidur di atas pohon. Kresna muksa setelah telapak kakinya terkena panah seorang pemburu, Ki Jara. Kresna muksa dalam wujud sebagai Wisnu.Wiracarita Mahabharata, yg memuat sebagian riwayat Kresna, terdiri dari delapan belas buku yg disebut Astadasaparwa (18 parwa). Wiracarita tersebut tidak hanya terkenal di Asia Selatan, namun juga menyebar ke Asia Tenggara, antara lain Indonesia.


Di Indonesia, beberapa bagiannya, seperti Adiparwa, Wirataparwa, Bhismaparwa dan mungkin juga beberapa parwa yg lain, diketahui telah digubah dlm bentuk prosa berbahasa Kawi (Jawa Kuno) semenjak akhir abad ke-10 Masehi, pada masa pemerintahan raja Dharmawangsa Teguh (991-1016 M) dari Kediri. Pada masa itu, dikenal pula proyek penerjemahan dengan istilah "mangjawakěn byāsamata", yg bermakna membuat latar dlm cerita tersebut seolah-olah di pulau Jawa.

Di Indonesia, kisah Kresna yg bersumber dari Mahabharata, Hariwangsa, maupun Purana telah diadaptasi lalu digubah menjadi kakawin, antara lain Kakawin Kresnayana dan Kakawin Hariwangsa. Keduanya menceritakan kisah pernikahan Kresna dengan Rukmini, putri dari kerajaan Widarba. Selain itu, terdapat pula Kakawin Bhomantaka, yg menceritakan perang antara Kresna dengan raksasa Bhoma.

Di Indonesia, Mahabharata juga diangkat ke dlm pertunjukkan wayg, dengan adaptasi dan perubahan seperlunya. Dlm budaya pewaygan Jawa, tokoh Kresna dikenal sebagai raja Dwarawati (Dwaraka), kerajaan para keturunan Yadu dan merupakan titisan Dewa Wisnu. Kresna adalah putra Basudewa, Raja Mandura (Mathura). Ia dilahirkan sebagai putra kedua dari tiga bersaudara (dlm versi Mahabharata ia merupakan putra kedelapan). Kakaknya bernama Baladewa (Balarama, alias Kakrasana) dan adiknya dikenal sebagai Sembadra (Subadra), yg dinikahi oleh Arjuna, sepupunya dari pihak ibu. Kresna memiliki tiga orang istri dan tiga orang anak. Para istrinya yaitu Dewi Jembawati, Dewi Rukmini, dan Dewi Satyabama. Menurut pewaygan, anak-anaknya adalah Raden Boma Narakasura, Raden Samba, dan Siti Sundari.

Pada lakon Baratayuda, yaitu perang antara Pandawa melawan Korawa, dia berperan sebagai sais atau kusir kereta perang Arjuna. Ia juga merupakan salah satu penasihat utama pihak Pandawa. Sebelum perang melawan Karna, atau dlm babak yg dinamakan Karna Tanding, dia memberikan wejangan panjang lebar kepada Arjuna. Wejangan dia dikenal sebagai Bhagawadgita, yg berarti "Kidung Ilahi".

Dlm budaya pewaygan, Kresna dikenal sebagai tokoh yg sangat sakti. Ia memiliki kemampuan untuk meramal, berubah bentuk menjadi raksasa, dan memiliki bunga Wijaya Kusuma yg dapat menghidupkan kembali orang mati. Ia juga memiliki senjata yg dinamakan Cakrabaswara yg mampu digunakan untuk menghancurkan dunia. Pusaka-pusaka sakti yg dimilikinya antara lain senjata cakra, terompet kerang (sangkakala) bernama Pancajahnya, Kaca Paesan, Aji Pameling dan Aji Kawrastawan.

Sumber :
Wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Asal usul Cangik dan Limbuk