Kamis, 25 Maret 2021

Tokoh Wayang Arjuna

Arjuna dalam pewayangan Jawa


Arjuna adalah tokoh dalam dunia pewayangan budaya Jawa. Beberapa ciri khas Arjuna versi pewayangan mungkin berbeda dengan ciri khas Arjuna dalam kitab Mahābhārata versi India dengan bahasa Sanskerta.


Dalam pewayangan, Arjuna digambarkan seorang kesatria yang gemar berkelana, bertapa, dan berguru. Selain menjadi murid Resi Drona di Padepokan Sukalima, Arjuna juga menjadi murid Resi Padmanaba dari Pertapaan Untarayana.

Arjuna pernah juga menjadi brahmana di Goa Mintaraga, bergelar Bagawan Ciptaning. Ia dijadikan kesatria unggulan para dewa untuk membinasakan Prabu Niwatakawaca, raja raksasa dari negara Manimantaka. Atas jasanya, Arjuna dinobatkan sebagai raja di Kahyangan Dewa Indra, bergelar Prabu Karitin. dan mendapat anugrah pusaka-pusaka sakti dari para dewa, antara lain:

- Gendewa (dari Bhatara Indra),

- Panah Ardadadali (dari Bhatara Kuwera),

- Panah Cundamanik (dari Bhatara Narada).

- Setelah perang Bharatayuddha,

- Arjuna menjadi raja di Negara Banakeling, bekas kerajaan Jayadrata.

Arjuna memiliki sifat cerdik, pandai, pendiam, teliti, sopan-santun, berani dan suka melindungi yang lemah. Arjuna memimpin Kadipaten Madukara, dalam wilayah negara Amarta. Ia adalah petarung tanpa tanding di medan laga, meski bertubuh ramping berparas rupawan tetapi berhati lembut meski berkemauan baja, kesatria dengan segudang istri dan kekasih meski mampu melakukan tapa yang paling berat, seorang kesatria dengan kesetiaan terhadap keluarga yang mendalam tetapi kemudian mampu memaksa dirinya sendiri untuk membunuh saudara tirinya. Arjuna adalah perwujudan lelaki seutuhnya.

Sangat berbeda dengan Yudistira, Arjuna sangat menikmati hidup di dunia. Petualangan cintanya senantiasa memukau orang Jawa. Konon Arjuna begitu halus dan tampan sosoknya sehingga para puteri begitu, juga para dayang, akan segera menawarkan diri mereka. Merekalah yang mendapat kehormatan, bukan Arjuna. Ia sangat berbeda dengan Wrekudara. Dia menampilkan keanggunan tubuh dan kelembutan hati yang begitu dihargai oleh orang Jawa berbagai generasi.



Arjuna juga memiliki pusaka-pusaka sakti lainnya, atara lain:

- Keris Kiai Kalanadah diberikan pada Gatotkaca saat mempersunting Dewi Pergiwa (putra Arjuna),

- Panah Sangkali (dari Resi Drona),

- Panah Candranila,

- Panah Sirsha,

- Panah Kiai Sarotama,

- Panah Pasupati (dari Batara Guru),

- Panah Naracabala,

- Panah Ardhadhedhali,

- Keris Kiai Baruna,

- Keris Pulanggeni (diberikan pada Abimanyu),

- Terompet Dewanata,

- Cupu berisi minyak Jayengkaton (pemberian Bagawan Wilawuk dari pertapaan Pringcendani) dan Kuda Ciptawilaha dengan Cambuk Kiai Pamuk.

Sedangkan ajian yang dimiliki Arjuna antara lain:

- Panglimunan,

- Tunggengmaya,

- Sepiangin,

- Mayabumi,

- Pengasih dan Asmaragama.

Arjuna juga memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran, yaitu

- Kampuh atau Kain Limarsawo,

- Ikat Pinggang Limarkatanggi,

- Gelung Minangkara,

- Kalung Candrakanta dan

- Cincin Mustika Ampal (dahulunya milik Prabu Ekalaya, raja negara Paranggelung).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Asal usul Cangik dan Limbuk